Akhlaq Anak Kepada Orang Tua dalam Islam



      Islam sangat mengajarkan manusia (anak) untuk berbakti kepada orang tua, melihat betapa besar dan mulianya mereka merawat anak-anaknya dengan penuh keikhlasan tanpa mengharap balasan apapun. Mereka akan berbuat apapun untuk melihat anaknya menjadi orang sukses, mereka akan berusaha sekuat tenaga meraka untuk memenuhi segala kebutuhananaknya. Sebegitu mulianya jasa orang tua kepada anaknya, sampai dijelaskan dalam hadits Nabi saw. 
عَنْ عَبْدُ الله بن عَمْرٍو رضي الله عنهما قال قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: رِضَى اللهُ فى رِضَى الوَالِدَيْنِ و سَخَطُ الله فى سَخَطُ الوَالِدَيْنِ
( اخرجه الترمذي وصححه ابن حبان والحاكم)
Artinya: Dari Abdullah bin Umar bin Ash ra. Dari Nabi saw bersabda:“ridho Allah tergantung dalam ridho orang tua,dan marah/murka Allah tergantung dalam marah/murka orang tua”.

      Hadits diatas menjelaskan bahwa kunci untuk mendapat ridho Allah, maka seorang anak harus mencari ridho dari orang tua terlebih dahulu, karena ketika orang tua anak tersebut ridho dengan apa yang dilakukannya maka insya Allah, Allahpun akan merestuinya. Karena mengingat bahwa tujuan manusia hidup untuk mencari ridho Allah. Bahkan dalam hadits itu ditekankan untuk lebih mencari ridhonya dibandingkan memancing kemarahannya. Karena jika sang anak membuatnya marah, maka marah Allahpun akan datang pada seorang anak tersebut.
      Maka ketika seorang anak hendak melakukan sesuatu mintalah ridho dari orang tua terlebih dahulu. Dan ketika orang tua merestui maka lakukanlah, namun jika orang tua tidak menginginkannya maka janganlah dilakukan. Menurut ulama’ seperti Amir Husain dari golongan Syafi’iyyah mengatakan bahwa, meminta ridho disini hanya untuk pekerjaan yang dihukumi fardhu kifayah dan yang sunah. Sedangkan  untuk fardhu ‘ain kita bisa menentukan sendiri, akan tetapi tetap meminta pertimbangan dari orang tuanya.
      Ada beberapa kewajiban anak terhadap orang tua, meski orang tua tidak mengharap kita untuk membalasnya, namun ini bisa menjadi salahsatu bentuk ungkapan terimakasih, setelah kita mendapatkan hak sebagai seorang anak untuk dirawat dididik dan dicukupi kebutuhannya. Maka karena jasanya untuk mendidik dan merawat anak-anaknya hingga dewasa.
1.      Taat dan Patuh pada Perintah Orang Tua
      Taat dan patuh dalam nasihat dan perintahnya, tentunya perintah itu merupakan perintah yang mengandung kebaikan atau kemanfaatan. Jadi seorang anak harus mengikuti nasihat dan patuh dengan perintah orang tuanya. Namun lain halnya ketika anak tersebut diperintah untuk berbuat ingkar kepada Allah, maka kita harus menolaknya, cara menolaknyapun dengan cara yang halus, agar tidak menyakiti hatinya. Karena telah difirmankan Allah dalam (Al-quran surat Luqman:15)
وَاِنْ جَاهَدَكَ عَلَى اَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوفًا
Artinya: “dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah mereka di dunia dengan baik”.(QS. Luqman: 15)
2.   Berbakti, Bersikap Tawadhu’ dan Kasih Sayang Terhadap Orang Tua
      Seorang anak harus berbakti dengan orang tuanya, bersikap tawadhu’ ketika berada dihadapannya, dengan arti anak tersebut harus mendengarkan atau memperhatikan semua perintah dan nasihat yang diberikan orang tuanya dan tidak membangkangnya. Dan harus bersikap kasih sayang terhadap mereka, walaupun sejatinya kasih sayang yang kita berikan tidak sebanding dengan apa yang telah diberikannya kepada anaknya. Perintah tersebut terdapat dalam Al-qur’an surat Al-Isra:23-24.
(وَقَضَى رَبُّكَ الَّا تَعْبُدُوْا اِلَّا اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَينِ اِحْسَانًا اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ احَدُهُمَا اوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْ هُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا) – ( وَاحْفِضْ لَهُمَا جُنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَا نِي صَغِيرًا)
Artinya:(23) dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik pada ibu bapakmu. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali, mengatakan kepadanya perkataan “ah” (perkataan kasar) dan janganlah engkau membentak keduanya dan ucapkanlah keduanya perkataan yang baik.
(24). Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah (doakanlah): “wahai Tuhanku, sayangilah keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu aku kecil.”
      Rasa kasih sayang terhadap orang tua ini lebih ditekankan untuk anak yang orang tuanya sudah berusia lanjut, karena kebanyakan dari seorang anak itu malas untuk mengurus orang tuanya yang berusia lanjut, maka ini menjadi sebuah keutamaan dan rosul menjelaskan bahwa keberadaan orang tua yang berusia lanjut itu merupakan kesempatan yang paling baik untuk mendapatkan pahala dari Allaha dan menjadi jembatan untuk menuju kesurga. Karena itu amat rugi orang-orang yang menyia-nyiakan kesempatan itu. Namun walau seperti itu bukan berarti kita boleh menyakiti hati orang tua kita disaat masih muda, hal itu hanya lebih diutamakan.
3.   Menerima Keadaan Orang Tua apa adanya dan Menjaga Nama Baik Keduanya dan     Keluarga
      Seorang anak harus bisa menerima keadaan orang tua dengan apa adanya, apabila orang tua tidak memenuhi tanggung jawabnya sebagai orang tua maka anak boleh manuntut haknya, namun tidak boleh sampai mencaci, membenci bahkan dendam terhadapnya. Karena hal itu sama saja dengan mengingkari rahmat yang diberikan Allah yaitu rahmat wujud. Adanya kita karena adanya orang tua kita.
      Menjaga dan memelihara nama baik keluarga, tidak membiarkan keluarganya jelek dimata tetangganya. Seorang anak hendaknya dapat mengangkat nama orang tuanya, mungkin dengan membuktikan keberhasilannya dalam belajar dan sebagainya. Dan harus menjaganya dan keluarga dari api neraka dengan cara menggalakkan Amar ma’ruf nahi mungkar dalam keluarga dan saling nasihat-menasihati dalam kebaikan dan kesabaran dan tidak membiarkan salah satu keluarganya masuk kedalam neraka. Dalam Qur’an surat At-Tahrim:6 Allah berfirman:
يايّها الّذين امنوا قواانفسكم واهليكم نارا
Artinya: “wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka”.
4.   Menghormati dan Menyambung Silaturahmi dengan Kerabat atau Teman yang Telah Dijalin Orang Tuanya
      Menjalin silaturahmi dengan baik terhadap teman atau kerabat orang tuanya akan membuat mereka mendoakan pada kebaikan, hal itu harus dilakukan baik ketika orang tua masih hidup atau sudah meninggal. Karena ada hadits mengatakan bahwa, barang siapa yang ingin bersilaturahmi terhadap orang tuanya yang sudah wafat maka bersilaturahmilah pada kerabat dan teman-teman orang tuanya. Dan itu akan menjadikan mereka ingat pada orang tuanya dan akan mendoakannya, maka jadilah tambahan amal untuk orang tuanya.
2.2 Hal yang Menjadi Alasan Seorang Anak Harus Berbakti Kepada Orang Tua
      Seorang anak memang harus benar-benar berbakti kepada orang tuanya, mencintai dan mengasihinya, mendoakan atas kebaikan terhadapnya. Karena pentingnya hal itu maka rosul menjelaskan dalam hadits-haditsnya, tentang peran penting orang tua dalam kehidupan anak dan kedudukannya. Dalam pembahasan kedua ini pemakalah akan memaparkan hadits-hadits Nabi yang berkaitan dengan birrul walidain.
      Peran kedua oarang tua memanglah sangatlah berharga bagi kita, namun disisni siapakah yang harus kita dahulukan diantara keduanya, mengingat semua perjuangan yang dilakukan dalam merawat kita. Maka dalam hadits dijelaskan bahwa:
عَنْ اَبِي هُرَيرَةَ رضي الله عنه قال جَاءَ رَجُلٌ الى رسولِ الله صلى الله عليه وسلم فقال يَا رسولَ الله مَنْ اَحَقًّ النّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قال: اُمُّك قال: ثُمَّ مَنْ؟ قال: ثُمَّ اُمُّك قال: ثم من؟ قال :ثم امُّك قال: ثم من؟ قال : ثم اَبُوْكَ (اخرجه البخاري)
Artinya: Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “suatu saat ada seorang laki-laki datang kepada Rosululloh saw.lalu bertanya: “wahai Rosululloh, siapakah yang paling berhak aku pergauli dengan baik?” Rosul menjawab: “ibumu!”, lalu siapa? Rosul menjawab: “ibumu!”,lalu siapa? : “ibumu!”. Sekali lagi orang itu bertanya: “kemudian siapa?” Rosul menjawab: “bapakmu!”.(Bukhari dan Muslim).
      Dari hadits diatas jelaslah bahwa kedudukan ibu tiga kali lebih utama dari pada bapak, hal itu dikarenakan perjuangan ibu lebih berat dibanding bapak. Kemudian jika dikaitkan dengan hadits yang pertama yaitu tantang mencari ridho dari orang tua, maka yang didahulukan adalah ridho dari seorang ibu. Hal itu dikarenakan ada tiga pekerjaan yang dimana pekerjaan itu tidak bisa dilakukan seorang bapak, yaitu mengandung, mengasuh atau mendidik dan menyusui.
      Dalam keadaan mengandung seorang ibu sangatlah payah dan bertambah payah, keadaan itu ia alami selama sembilan bulan. Namun dengan keadaan seperti itu ia tetap menjaganya, malah merasa sangat bahagia karena mempunyai keturunan adalah karunia yang amat besar dari Allah swt. baginya dan ia ingin anaknya lahir dengan selamat. Maka ia akan menjaganya dengan sangat baik dan berhati-hati penuh kesabaran. Dan ketika melahirkan iapun pertaruhkan nyawanya demi bayinya.
      Dalam pengasuhan maka ibulah yang paling lama dan sering berinteraksi dengan anaknya, maka penerapan pengajaran yang baik itu timbul dari ibunya. Dalam       hal ini seorang bapak juga dapat berperan, namun perannya sangat sedikit sekali karena ia harus malaksanakan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga yakni mencari nafkah untuk anak dan istrinya. Kemudian sang ibu harus menyusui anaknya selama 2 tahun, maka itu membuat ikatan antara anak dan seorang ibu lebih kuat, karena ibulah yang sangat dibutuhkan oleh anak-anaknya.
      Maka pergaulilah ibu dengan baik dan jangan sampai melukai hatinya selalulah bahagiakan hatinya, karena ucapan ibu adalah sebuah doa maka mintalah yang baik-baik kepada ibu. Jangan sampai kita memancing kemarahannya dan mengucapkan perkataan yang tidak baik kepada kita. Dan itupun berlaku untuk seorang bapak perjuangannya sebagai kepala keluarga dan mencari materi untuk melangsungkan kehidupan keluarga itupun mulia.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © BLOG PENDIDIKAN - BUSINESS INFORMATION by FARIDKUYT